Senin, 30 Oktober 2017

PUISI: Kuingin Meresahmu Sekali Lagi


Kuingin Meresahmu Sekali Lagi


Apatah pedih kecuali onak
Jendela tabu yang tercemak di siratmu
Lamat-lamat kucuri pula gersang, lalu getarmu yang lebur bersama hilang
Kecuali rosa, kecuali ville, ada mafhum terserah-serah

Gugur masih jemawa?
Entah. Lepas. Retas.

Bolehkah meresahmu sekali lagi? Usik-usik. Hingga lepuh. Hingga sepuh.

Medan, 2017